Pasuruan

EWAY Gandeng Yayasan Grojogan Sewu dan Perhutani Garap Isu Konservasi Air di Kawasan Gunung Welirang

Diterbitkan

-

AKSI: Tim EWAY di sela pelaksanaan aksi di Kawasan Gunung Welirang. (ist)

Memontum Pasuruan – Dalam rangka Green Innovation Week (Grow) yang merupakan tugas akhir dari rangkaian pelatihan kepemimpinan yang diadakan oleh Green Leadership Indonesia (GLI) Batch 4, kelompok Environmental Water Action for Youth (EWAY) yang merupakan tim dari sekelompok anak muda di wilayah Malang dan wilayah Pasuruan, yang memiliki konsen pada isu konservasi air melakukan intervensi krusial untuk menjaga keberlanjutan sumber daya air di kawasan Gunung Welirang, di Desa Pecalukan, Kecamatan Prigren, Kabupaten Pasuruan, Senin (02/09/2024) lalu.

Dikatakan anggota Tim EWAY, M Furqon, bahwa kegiatan yang dilakukan ini bukan sekadar inisiatif lingkungan biasa. Melainkan, sebuah aksi mendesak demi masa depan air dan lingkungan seiring berjalannya waktu.

Penurunan kualitas dan kuantitas air akibat deforestasi dan perubahan iklim, tambahnya, menjadi ancaman nyata bagi kehidupan puluhan ribu masyarakat sekitar. Dalam pengamatan dan pendataan awal yang dilakukan oleh tim EWAY bersama Yayasan Grojogan Sewu dan Perhutani, ditemukan bahwa banyak sumber mata air yang mulai mengering dan vegetasi yang rusak parah.

Karenanya, intervensi cepat dengan perawatan dan penyulaman Pohon Ficus Benjamina, sebagai langkah awal yang mendesak. Tim EWAY melakukan perawatan dan penyulaman pohon Ficus Benjamina.

Ditambahkan Koordinator Lapangan sekaligus Ketua EWAY, Alfin, bahwa Pohon Ficus ini dipilih karena kemampuannya yang luar biasa dalam menyerap air dan memperkuat sumber mata air. Karenanya, dalam kegiatan ini juga melibatkan penggantian bibit pohon yang mati atau kurang maksimal dalam pertumbuhannya, dengan bibit yang baru dan sehat.

Advertisement

“Perawatan dan penyulaman pohon Ficus Benjamina adalah langkah krusial untuk mencegah krisis air lebih lanjut. Pohon-pohon ini tidak hanya membantu menyerap air, tetapi juga mencegah erosi tanah yang dapat menyebabkan longsor,” kata Alfin.

Baca juga :

Selain aksi lapangan yang mendesak, EWAY juga mengadakan seminar bertajuk ‘Environmental Research for a Better and Sustainable Future’ di MAN 2 Kota Malang, yang berlangsung Selasa (10/09/2024) ini. Seminar tersebut, merupakan upaya penting untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan kesadaran mendalam mengenai isu-isu lingkungan yang semakin mendesak.

Krisis lingkungan yang kita hadapi saat ini, ungkapnya, tidak dapat diselesaikan hanya dengan tindakan fisik di lapangan. Diperlukan perubahan pola pikir dan peningkatan kesadaran di kalangan generasi muda, yang akan menjadi pemimpin masa depan.

Advertisement

“Seminar ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman mendalam tentang pentingnya riset dan tindakan nyata dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Seminar ini sangat penting untuk menanamkan pentingnya isu lingkungan kepada generasi muda. Kami berharap melalui edukasi ini, teman-teman dapat menjadi agen perubahan yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan di setiap peran dan profesi masing-masing di masyarakat,” tambahnya, Selasa (10/09/2024) tadi

Seminar ini, ungkapnya, dihadiri oleh siswa-siswi Kelas 10 yang aktif dalam kelompok riset di MAN 2 Kota Malang. Mereka adalah generasi muda yang memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam upaya pelestarian lingkungan. Materi yang disampaikan, akan mencakup pengenalan isu lingkungan global dan lokal. Seperti perubahan iklim, deforestasi dan degradasi hutan, serta polusi air dan udara.

“Selain itu, pentingnya riset lingkungan juga dibahas secara mendalam, termasuk metodologi riset untuk isu lingkungan dan studi kasus energi terbarukan. Tidak ketinggalan, aksi nyata untuk lingkungan seperti konservasi dan pengelolaan sumber daya alam juga menjadi fokus utama,” ujarnya. (hms/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas