Berita
Ponpes Persiapan New Normal, Santri Tetap Terapkan Protap Kesehatan
Memontum Pasuruan – Secara bertahap, dunia Pendidikan di kalangan Pondok Pesantren, akan segera dibuka.Tak terkecuali di Kabupaten Pasuruan. Hampir seluruh pondok pesantren, kini sudah bersiap untuk menyambut para santri maupun santriwati yang 2 bulan lebih tak lagi “mondok”.
Ponpes KHA A Wahid Hasyim Bangil misalnya. Sekitar 700 santriwati akan kembali dalam 5 gelombang.
Gus Wildan, Pimpinan PP KHA Wahid Hasyim Bangil mengatakan, para santriwati yang akan kembali ke pondok, sudah diberi jadwal yang akan dimulai 27 juni mendatang. Kemudian secara berurutan dilanjutkan pada 28 Juni serta 1 Juli, 2 Juli, 4 dan 5 Juli 2020.
Pengaturan jadwal tersebut bertujuan untuk mengurangi antrean dan membludaknya jumlah santri yang mengakibatkan kerumunan.
“Kita tidak ingin ada banyak kerumunan. Kalaupun santrinya diantar orang tuanya, maka yang turun hanya santrinya saja. Orang tua tetap berada dalam kendaraan. Ini berlaku untuk santri lama. Tapi kalau santri baru, maka orang tua harus sowan dulu ke Pengasuh,” kata Gus Wildan, di sela-sela kesibukannya, Senin (08/06/2020) pagi.
Ia menjelaskan, selama lima hari, para santri akan diawasi. Mulai dari barang bawaan hingga kondisi kesehatan para santri itu sendiri. Pengawasan itu akan melibatkan Satgas Pesantren yang terdiri dari internal pondok dan diback up oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Bangil.
“Pengawasan ini kami lakukan untuk mencegah perluasan penyebaran Covid-19 di ponpes. Kami tidak boleh gegabah, jadi harus betul-betul memastikan semuanya dalam keadaan baik-baik saja,” imbuhnya.
Lebih lanjut Gus Wildan menegaskan bahwa sampai saat ini, dirinya sudah mendapatkan informasi kondisi santriwatinya dalam keadaan bebas Covid-19. Meski begitu, pihaknya tetap akan melaksanakan seluruh protocol kesehatan. Termasuk melakukan rapid tes pada santriwati, hingga mempersiapkan ruang periksa santri dan ruang isolasi khusus apabila ditemukan santriwati yang memiliki gejala mirip Covid-19.
“Setiap santri harus bawa masker minimal lima buah buat gantian. Juga alat makan dan mandi sendiri yang diberi nama. Pokoknya setiap hari, ketika sudah efektif mondok, ketua kamar wajib melaporkan kondisi anak kamarnya jam 9 malam. Kalau ada yang mencurigakan, maka kita tempatkan di ruang isolasi,” tegasnya.
Oleh karenanya, sebelum kembali ke Ponpes, Gus Wildan berharap kepada para orang tua (wali santri) untuk menyampaikan kondisi santri yang sebenarnya. Hal ini penting dilakukan, untuk memastikan bahwa santriwati yang bersangkutan sudah siap kembali ke Ponpes.
“Disampaikan saja kalau seumpama lagi sakit atau kurang enak badan. Kalaupun tidak ada sakit apapun, ya disampaikan pula. Karena kita bicaranya di tengah pandemic Covid-19,” terangnya.
Sementara itu, Gus Wildan juga sudah mempersiapkan skema kegiatan yang akan dilakukan oleh para santriwati ketika sudah berada di pondok. Yakni pembelajaran ringan yang bersifat having fun. Salah satunya adalah pembuatan hand sanitizer dan jamu herbal yang sangat bermanfaat untuk menjaga imunitas tubuh.
“Kita tinggal beli bahan bakunya saja. Nah para santriwati yang akan membuatnya sendiri,” tutup dia. (mil/hen/tim)
- Pasuruan4 minggu
Istighosah dan Gebyar Sholawat bersama KKGPAI, Pj Bupati Pasuruan Disambati Pelaksanaan PPG
- Pasuruan3 minggu
Kadisdik Jatim Resmikan Ruang Kelas Program Sosial dari PT Asaba di SMKN 1 Purwosari
- Pasuruan3 minggu
Nama Sekda Pasuruan Dicatut Pelaku Penipuan dengan Modus Beri Bantuan
- Pasuruan3 minggu
Bimtek Peningkatan Kapasitas dan Kinerja Dishub, Pj Bupati Pasuruan Tekankan Keahlian dan Ketrampilan